Selasa, 08 Februari 2011

Bercermin di Jelaga Kereta; isi kepala mahasiswi yang menghabiskan perjalanannya di Kereta Api

Kenapa saya senang menulis catatan tentang kereta api? Karena saya suka menulis -.-''
Transportasi ini digunakan oleh semua kalangan, baik rakyat menengah ke ataaaassss, maupun menengah ke bawaaaahhhh (maaf ini bukan lebay, tapi karena masyarakat kita yang miskin sekarang jadi tambah miskin, dan yang kaya jadi tambah kaya). Karena itu, kereta dapat digunakan sebagai representasi masyarakat Indonesia. Kalau mau liat representasi masyarakat menegah ke ataaaassssss naiklah kereta patas, sebaliknya untuk melihat representasi masyarakat menengah ke bawaaaaaahhhhh naiklah kereta KRD Ekonomi (Tujuan Cicalengka-Padalarang). Tapi kan ada aja mungkin orang yang menengah ke ataaaaasssss naik kereta ekonomi? Iya, tapi masih bisa kelihatan dari sikapnya atau setidaknya dia pasti mengeluh 'Aduh, disini panas banget sih atau bau banget!' Tapi kan ada aja mungkin orang yang menengah ke bawaaaaahhhh naik kereta patas? Iya iya... Tapi masih bisa keliatan karena biasanya mereka ditahan KTPnya karena nggak beli tiket (saya pernah liat nenek-nenek kasiaaan banget didenda, tapi dibantuin sama penumpang yang lain)
Ya, beginilah, di Indonesia kesenjangan sosial malah ditegaskan dengan adanya perbedaan fasilitas yang didasarkan pada harga.
Bagaimana dengan saya? Ah, sayah mah fleksibel, mana aja boleh. Tapi kalau ada orang yang tidak setuju dengan pembedaan ini, saya akan menjadi orang pertama yang tidak setuju.
Selama menaiki gerbong kereta ini, ada banyak hal yang menjadi pertanyaan bagi saya. Beberapa ada yang terus menghantui setiap kali naik kereta, beberapa hal lagi ada yang sudah terjawab tiga tahun setelah saya bertanya... Karena saya ternyata tidak peka! Kurang lebih inilah pertanyaan dan jawabannya;
1. Kenapa kereta nggak pernah sehati sama saya? Setiap saya berangkat pagi, keretanya suka telat, dan kalau saya memperkirakan kereta telat dan saya berangkat lebih siang, keretanya on time? Walhasil setiap kali kegiatan saya di stasiun adalah MENUNGGU kereta. Menunggu kereta yang telat, dan menunggu kereta berikutnya karena saya telat.
Jawaban: Setelah menjalani perenungan yang mendalam, jawabannya adalah karena itu hanya alasan saya saja. Sebetulnya itu adalah kebiasaan saya yang memang suka telat dan harus diperbaiki.
2. Kenapa setiap ada kereta bagus yang lewat kereta KRD suka diberhentiin dulu dan nunggu kereta itu lewat? Memang kereta bagus teh malu gitu kalau jalan bareng sama kereta KRD yang jelek? Nggak tau gitu ada perempuan cantik yang suka naik KRD meskipun keretanya jelek? Hehehe... Biasanya kereta diberhentiin di stasiun Gedebage, kan disana ada banyak jalur, kenapa sih nggak dibarengin aja, kan arah kita berbeda??
Jawaban inilah yang saya temukan tiga tahun kemudian... Lebay tapi asli!
Waktu saya pulang ngajar di Al Irsyad, saya naik kereta jam setengah 6 sore dari stasiun Gadobangkong, nah disana saya sebelahan sama ibu-ibu modis yang senyum-senyum terus sama saya. Karena saya murah senyum (tapi senyum saya nggak murahan), saya balas senyumnya sambil mengajak ngobrol.
Waktu sedang ngobrol, ada bapak-bapak ikutan ngobrol, nggak tau datengnya dari mana. Kereta penuh sekali setelah melewati stasiun bandung. Di Gedebage, kereta menjadi penunggu stasiun dalam waktu yang lumayan lama. Karena kesal, saya pun diam saja (karena mau marah bingung marahnya sama siapa).
Pada saat itulah bapak itu mengungkapkan pemikiriannya yang menurut saya brilian! Padahal bapak-bapak itu tidak seperti bapak saya. Hehehe. Maksudnya bapak bapak itu penampilannya tidak meyakinkan untuk menjadi seorang yang brilian. Saat itulah saya tahu kenapa kereta ekonomi suka setia menunggu kereta bagus lewat. Karena ternyata, jalur dari Cimekar ke Kiara condong cuma satu jalur! Hanya jalur kereta dari Gedebage ke Bandung aja yang sudah dua jalur.
Karena saya nggak percaya, saya tanya dengan oon nya; Ih enggak Pak, jalur mah ada banyak, di rancaekek aja ada tiga Jalur! Bapak itu jawab; 'Eneng liat dimana? Kalau di stasiun iya tiga jalur, tapi udah lewat stasiun satu jalur neng!'
Setelah dipikir-pikir ternyata bapak itu benar! Karena di pintu perlintasan kereta api Rancaekek memang relnya cuma satu. Gubrak! Meng-isinkan! Setelah itu Bapak tadi mengemukakan pendapatnya tentang jalur mana saja yang harus dibuat agar transportasi kereta tidak tersendat-sendat. Sekaligus memberikan analisisnya tentang kondisi transportasi negara kita yang sangat parah sehingga transportasi massal seperti kereta api harus menjadi fokus utama. Gaya lah si Bapak!
Jadi selama ini kereta yang ke arah barat dan timur bergerak dalam satu jalur? Kereta segitu banyak?? Wak, saya jadi merasa bahwa PT KAI pinter juga ya ngaturnya.
3. Ini pertanyaan baru loh, sekarang-sekarang di kereta KRD selalu ada gerbong kosong di gerbong depan. Gerbongnya dikunci dan nggak ada penumpang. Saat naik kereta api biasanya penumpang melihat itu dengan pandangan kepingin, karena di gerbong yang dibuka, penumpangnya membludak sehingga harus berdesak-desakan. Pertanyaannya, buat apa tah gerbong teh?
Ada yang nanya sama saya; menurut teteh gerbong itu buat apa? Saya bilang, nanti kalau ada maling atau copet di kereta dimasukkin ke gerbong itu biar nggak nyebar, jawab saya ngasal.
Tahukah kamu gerbong itu buat apa? Ternyata eh ternyata, gerbong itu dimaksudkan untuk meredam tekanan saat kecelakaan, untuk mengurangi korban jiwa. Kalau di Fisika itu penerapan dari Impuls. Karena gaya berbanding terbalik dengan waktu, untuk memperkecil gaya maka kita harus memperbesar waktu kontak benda. Itu saya dapatkan di Liputan 6 siang tadi.
Pertanyaan saya, solusi macam apa ini?! Kenapa malah jadi persiapan kalau kecelakaan, bukan memperbaiki penyebab kecelakaan.
Saya malah salut sama bapak2 tadi yang menawarkan solusi penambahan jalur. Naha Indonesia teh muni pragmatis pisan. Pantes aja masalah teh nggak ada matinya, da yang diperbaiki bukan akar permasalahannya sih!
Jadi kawan, janganlah kalian pragmatis begitu. Macam ape kite orang kalau setiap problematika yang kite selesaikan persoalan cabangnya saja. Jadilah macam kerusuhan Ahmadiyah, Tumanggung, dan juga Mesir.
Mau tau nggak akar paling besar dari segala problematika saat ini? Sistem kawan! Sistemlah yang patut kita ubah, bukan masalah masalah yang ditimbulkan oleh sistem. Saya menawarkan kalian untuk mengkaji satu sistem yang sempurna dan paripurna, sistem ISLAM!
Mau??

When you love someone...

Saya lebih suka nulis daripada curhat, jadi nggak boleh ada yang protes kenapa saya nulis tentang cinta. Karena saya sedang buat perhitungan dengan yang namanya cinta. Kalau kamu mengira saya akan menulis sajak, puisi atau pantun seperti yang dilakukan oleh sastrawan, sepertinya kamu harus meninggalkan blog ini sesegera mungkin. Karena yang seperti itu mah saya nggak bisa. Hoream kudu mikir lama!
Cinta itu menurut ustad taqiyuddin an nabhani, adalah salah satu manifestasi dari gharizah na'u (naluri melestarikan jenis). Karena itu cinta jelas mutlak adalah fitrah manusia, dan nggak bisa kita hilangkan secara permanen. Siapa saja yang bermaksud memusnahkan cinta di bumi ini, silahkan hadapi Sang Pemilik cinta (alias moal bisa).
Karena itu pula saya harus berusaha keras untuk mengalihkan perasaan cinta ketika memang sedang berbunga sebelum waktunya. Ingat! Hukum kekekalan cinta (maksud saya ketika masih di dunia, bisi diprotes mirip sama orang sosialis); Cinta tidak dapat dihilangkan, namun hanya bisa diubah dari satu bentuk naluri ke bentuk naluri yang lain. Karena saya merasa masih bocah, untuk berurusan dengan Ce I En Te A ini, makanya saya akan memberikan tips kepada kalian yang merasa terkena Virus Merah Jambu ini ketika datang tidak tepat waktu (terutama buat para pengemban dakwah);
1. Waspadai bahaya laten cinta,
Bahayanya itu kadang nggak kerasa tapi beneran ada dan sangat berbahaya ketika kamu tidak dapat mengendalikan diri. Awalnya cuma sms-sms yang dipaksakan agar bisa berinteraksi, kedepannya terserah anda.... Jadi, jangan memberikan peluang untuk muncul pintu-pintu kemaksiyatan lagi.
2. Sibukin diri sama yang lebih penting.
Mendingan mikirin umat daripada mikirin anak orang yang nggak jelas... Betul? Come on kawan, cinta itu menyerap energi lebih. Males banget kan waktu 24 jam sebagian besar dipake buat mikirin anak orang, berkhayal suatu saat bisa menjadi pendampingnya, bunga-bunga bertebaran dimana-mana. Halah, lebay!
3. Hindari ketemu atau berinteraksi.
Bertemu dapat menyebabkan detak jantung berlebih, sakit perut, gemetaran dan tangan menjadi dingin. Serta interaksi yang berlebihan dapat mengundang syaiton jadi provokator.
4. Perbanyak istighfar dan mendekatkan diri kepada Allah.
Ini mengubah gharizah na'u ke gharizah tadayyun...
5. Yakinlah bahwa Allah sudah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kita. Dia akan muncul pada saat yang tepat.
6. Menikah; Kalau udah siap, kenapa nggak?
Baca lah buku risalah khitbah bagus geura, da sayah mah bukan ustadz cinta, yang jadi topeng Islam di acara Take me Out atau Take Him Out...

Hmmm... Sebetulnya kawan, nasihat itu saya buat untuk diri saya sendiri. Karena pasti itu jawaban saya kalau ada orang lain yang curhat tentang cinta. Saya nggak mau curhat sama orang lain masalah beginian (malu ah!), karena itu saya pura-pura curhat dan inilah solusi dari saya sendiri. Hehehe...

Pokoknya saya akan membuat perhitungan dengan yang namanya cinta. (Nggak ada ojek, becek!)
Saya tidak akan membiarkanmu menjadi jalan menuju neraka, tapi akan aku buat kau menjadi jalan menuju syurga. Bukan dengan pacaran (aktivitas yang untuk orang-orang yang berfikir mundur), atau pacaran yang berkedok taaruf (nggak la yau!). Tapi dengan MENIKAH.. Karena itulah jalan untuk cinta yang diridhoi-Nya...