Minggu, 04 September 2011

Do you believe in God?


Haiya! Bakalan lama banget nih pembahasannya kalau jawaban kamu itu ”Nggak”. Nah, biar cepet pulang, udah aja kamu jawab ”Iya, saya percaya Tuhan”. Selesai sudah! (Maksa mode: on).
Come on Guys, hari gini tuh semua orang juga bisa ’melihat’ bahwa Tuhan itu ada meskipun memang kita nggak pernah melihat secara langsung Dzat Nya seperti apa. (Selanjutnya kita ganti saja kata Tuhan dengan Allah, karena Tuhan kita Allah, oke?). Allah memberikan informasi dalam Al-Quran bahwa untuk mengenalnya sebetulnya simple saja, cukup melihat bagaimana ciptaan-Nya. Udah, nggak usah jauh-jauh, lihat saja diri kita sendiri. Kita nggak pernah bisa mengatur atau mengacak-ngacak mekanisme tubuh kita yang memang sudah diciptakan secara sempurna. Coba pikirkan bagaimana jantung kita berdetak, bagaimana peredaran darah kita, bagaimana mekanisme pernafasan kita, mekanisme eksresi kita. Kalau belum cukup lihat manusia, lihat gunung, lihat langit, lihat tanaman, lihat hewan, lihat semua ciptaan Allah. Sekarang pertanyaannya, mungkinkah semuanya itu diciptakan oleh manusia? Oh, tidak bisaaa...
Oke, kalau kamu masih ragu, sekarang coba lihat planet, coba lihat bintang, coba lihat galaksi (kalau yang ini susah ngeliatnya). Galaksi Bima Sakti punya 200 miliar bintang, dan ternyata bumi kita hanya merupakan satu dari ratusan miliar benda langit yang termasuk ke dalam Galaksi Bima Sakti. Diameter Galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 tahun cahaya (ini sama kayak kamu menyorotkan lampu senter di salah satu titik di ujung lingkaran, cahayanya akan sampai ke ujung seberang 100.000 tahun kemudian). Luas banget kan? Yang paling bikin saya excited adalah mengapa benda-benda langit tersebut tidak ada yang bertabrakan. Selama saya hidup di bumi saya belum pernah merasakan ada planet lain nyenggol bumi. Subhannallah, Maha Suci Allah Yang Maha Pengatur.
Oke Kak, siaplah! Saya percaya sama Allah, selesai?
Sebelum kesana, coba saya tanya dulu. Apa yang membedakan seorang muslim dengan non muslim? Syahadat? Kalau begitu apa arti dari kalimat, asyhadu an-laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna muhammadan ar-rasulullah?
Jika kita merancang sebuah robot yang bisa bicara, kemudian robot tadi bersyahadat, apakah dia lantas menjadi seorang muslim? Tentu Tidak!
Mengapa? Karena robot tidak menyadari apa yang dia lakukan. Karena robot tidak mengetahui kenapa dia ber-Islam. Karena robot tidak mengetahui konsekuensi setelah dia bersyahadat.
Guys, berapa banyak sobat-sobat kita yang ber-Islam tidak jauh berbeda dengan Islamnya robot (kalau ada). Syahadat yang sempurna, akan muncul dari kesadaran penuh tentang hubungannya dengan Sang Pencipta atau bahasa lainnya adalah idrak sillah billah. Dengan kesadaran ini seorang manusia akan menyadari betul bahwa setiap perbuatannya, setiap tingkah lakunya, setiap detik yang dihabiskannya senantiasa dilihat oleh Allah. Dia juga akan menyadari bahwa Allah akan menghitung (Dia adalah Yang Tidak Pernah Salah Menghitung) setiap kebaikan yang kita lakukan serta setiap kemaksiyatan yang kita kerjakan. Sehingga kita nggak akan sembarangan dalam berbuat. Segala sesuatunya akan dikembalikan kepada bagaimana Allah memerintahkan kepada kita.
Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah ta’ala. Arti berfikir adalah melakukan penalaran dan perenungan qalbu. (Imam Syafi’i-Fiqhul Akbar)
Cobalah kamu berpikir, tentang beberapa jalan hidup manusia yang bisa kita ambil hikmahnya...
Siapa yang tahu Michael Jordan? Dia adalah  raja olahraga bolabasket sepanjang masa. Michael Jordan bercerai pada tahun 2006 setelah ketahuan memiliki selingkuhan berharga Rp 50.000.000.000. Apa yang membuat dia menjadi tidak bahagia?
Siapa yang tahu Barrack Obama? Dia adalah presiden ke-44  Amerika Serikat, menjadi presiden dengan menorehkan prestasi kemampuan berbicara yang luar biasa. Dia menjanjikan Rp 300.000.000.000.000 bagi Israel untuk memerangi kaum muslim.
Siapa yang tahu Elvis “King” Presley? Dia adalah raja pop AS dan dunia. Hartanya bahkan masih mengalir hingga kini. Elvis meninggal Over Dosis dan kecaduan narkoba.
Siapa yang tahu Chung Mong-Hun? Mungkin beberapa dari kamu baru banget denger namanya. (Yang jelas dia bukan dari Rancaekek). Dia adalah pemilik industri raksasa Hyundai Motor yang memberikan sogokan Rp 5.000.000.000.000 untuk bisnisnya di Korea Utara. Dia meninggal bunuh diri dengan melompat dari lantai 12 di gedungnya pada tahun 2003.
Ternyata kekayaan, ketenaran, kekuasaan dan materi tidak menjamin kebahagiaan. Banyak manusia yang telah mencapai titik puncak dalam hidupnya tetapi mereka tidak menemukan ketenangan disana.
Apa yang kemudian mereka raih ternyata tidak secara otomatis membuat mereka bahagia. Sekarang bandingkan dengan kisah hidup mantan rocker yang kini menjadi seorang pengemban dakwah. Ustadz Hari Moekti.
Dulu saya ngerasa, jadi artis kan kehendak Allah. Saya mikir, kalo begitu pelacur juga kehendak Allah. Berarti Allah itu jahat dong. Nggak adil. Saya pun mulai bertanya-tanya, bener nggak sih hidup kaya gini (jadi artis)? (Hari Moekti)
Proses perenungan Hari Moekti saat menjadi artis kemudian mengantarkan beliau pada pencarian kebahagiaan yang sesungguhnya. Alhamdulillah saat ini beliau sudah menemukannya di jalan dakwah. Beliau memilih untuk meninggalkan aktivitasnya yang rentan dengan kemaksiyatan, kemudian beralih pada kehidupan yang disandarkan pada perintah dan larangan Allah. Beliau menjadi seorang penyampai kebenaran, dari lisan beliau banyak orang yang ikut sadar dan kembali pada jalan yang ditentukan oleh Allah.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [TQS. Al-Alaq (96):1-5]
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Sadarkah kita bahwa dulu kita sudah membuat kesepakatan dengan Allah bahwasanya Tidak ada Tuhan selain Allah, sehingga kita siap ketika menjalani hidup sesuai dengan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya.
Sobat untuk taat kepada Allah itu bukanlah perkara sulit. Persoalannya ada pada pilihan kita. Hidup seperti apa yang akan kita jalani? Setiap pilihan pasti memiliki konsekuensi. Ketika kita memilih untuk tidak taat, konsekuensinya hidup kita menjadi tidak terarah, terombang-ambing, ababil, dan jangan berharap kebahagiaan sejati akan datang meskipun kita berada pada posisi puncak. Selain itu di akhirat nanti kita juga akan menanggung beban berat dalam mempertanggung jawabkan amal perbuatan kita. Sebaliknya, saat kita memilih untuk taat, maka jalan yang kita tempuh mungkin tidak seperti orang kebanyakan. Tapi nikmati saja, karena Allah menjanjikan Syurga-Nya bagi orang-orang yang taat.
So Guys, bagi yang merasa hidupnya hampa, sekedar rutinitas dan jauh dari Allah, cobalah berpikir ulang. Sudahkah saya menjadi orang yang taat kepada perintah dan larangan Allah? Atau jangan-jangan kita meragukan Syurga dan Neraka-Nya itu ada? Well, pikirin deh, bagi yang percaya adanya alam akhirat setidaknya dia punya dua keuntungan. Pertama, kalau ternyata memang akhirat itu nggak ada, dia nggak akan rugi. Ya sudah, selesai. Kedua, kalau akhirat itu ada, dia akan mendapatkan keuntungan dengan ketaatannya yaitu masuk ke dalam Syurga. Bagi yang tidak percaya akhirat, mungkin dia akan selamat kalau memang akhirat itu nggak ada. Tapi kalau ternyata akhirat itu benar adanya sesuai dengan apa yang diinformasikan dalam Al-Qur’an, maka orang ini nggak akan selamat. Dia pasti kaget dan bakalan menyesal seumur-umur mengapa dulu nggak taat.
Bagi yang sudah menemukan jalan hidup yang benar, jangan pernah berpikir untuk kembali melakukan kemaksiyatan seperti dulu. Karena apa yang sudah didapatkan saat ini adalah sesuatu yang precious dan satu-satunya jalan untuk selamat di kehidupan akhirat.
Guys, syahadat sempurna adalah saat Allah menjadi 1 dan kita menjadi 0. Apabila Allah belum 1 dan kita belum 0, maka berpikirlah dengan baik. Apa yang salah dalam diri kita?? []
Based on Felix Siaw Presentation “The True Testifying”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar