Minggu, 04 September 2011

Susahnya jadi perempuan kapitalissss....

Guys, kakak perempuanku yang pertama pulang dari Sulawesi.. Horee... Oleh-oleh... *adik yang kejam, kakak pulang yang dipikirin oleh-oleh. Hehehe...
Ya begitulah, first time aku fikir my sister bakalan lebih kurus, secara gitu dia kan ikut program Indonesia Mengajar yang kerjaannya lumayan berat. Eh, ternyata sodara-sodara, bukanya malah kurus dia malah tambah tembem.
"Disana itu kalau makan harus 2 kali, kalau nggak nambah kita dianggap nggak sopan" katanya membela diri. Halaaah... Bilang aja doyan..
Pulang dari sulawesi dia sempet mampir ke supermarket, beli salah satu produk teh pelangsing. Kemasannya menarik dan memang jauh lebih mahal ketimbang teh cap botol atau teh bendera yang serebu juga dapet banyak. Penasaran aku liat komposisinya, madu, jeruk nipis... Waaah... tampaknya enak nih :)
Karena penasaran, aku minta satu sama my sister. Perlu diketahui, saya mah nggak ada masalah dengan berat badan. Makan sebanyak-banyaknya tetep kurus... Dicoba makan trus tidur (tips dari my sister), ternyata nggak mempan. Ya, siapa tau kalau minum teh pelangsing bisa gemuk. Kan negatif kali negatif positif (coba pikirkan nyambung atau nggak).
Yah begitulah, akhirnya saya seduh teh itu dengan komposisi air yang banyak dan dari baunya terlihat yummy...
Saya ambil satu sendok, diminum pelan dan...
-,-""
"Ngga Enak!" Coba ngomongnya pake nada iklan mie sedap.
Ya ampuunn... Suer mending saya minum teh tubruk kemana-mana... Haduh, mana masih banyak lagiiii...
"Habisin, nggak boleh dibuang" Kata my sister dengan kejamnya.
Tutup idung, dan glek glek glek... Habis, juga!

Oke friend, saya nggak akan bahas masalah teh yang sampai sekarang masih kerasa rasanya yang nggak jelas itu. Tapi yang akan saya tekankan ternyata, JADI PEREMPUAN YANG KAYAK DI TIPI ITU SUSAH JUGA YAAA...
Kalau di tipi kan diliatin perempuan cantik itu langsing, putih, tinggi, rambut hitam lurus. Kebayang model-model n artis-artis kudu minum beginian, perawatan kulit, perawatan rabut, yang ribetnya minta ampun.
Saya besyukur bisa menjadi bagian dari wanita muslimah yang nggak harus capek-capek menyesuaikan diri dengan kriteria kecantikan ala kapitalis. Karena Allah memuliakan saya dengan Khimar dan Jilbab, sehingga kalaupun saya memenuhi beberapa kriteria cantik di atas (ehem..) saya nggak perlu memamerkannya di hadapan publik. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar