Minggu, 15 Desember 2013

Satu hal lagi yang patut disyukuri…

Sebelum berangkat kesini ada perasaan khawatir tentang siapa yang akan menjadi teman sekamar dan tetangga kamar sebelah. Saya ini kan orangnya pendiam dan pemalu (#hening). Selama sebulan penuh saya berdoa semoga saya dapat teman-teman yang baik.
Inget kan dulu saya pernah cerita tentang saya switch kamar. Nah tetangga kamar sebelah saya ini dua orang mahasiswa dari Polandia. Perempuan. Alhamdulillah, karena umumnya blok dicampur antara laki-laki dan perempuan.
Banyak cerita yang lucu dan so sweet selama saya tinggal berdekatan dengan mereka. Sebelum berangkat, saya mendapatkan informasi kalau orang Polandia itu judes kalau belum kenal. Tapi kalau misalnya kita sudah kenal, mereka baiiik banget. Masalahnya, saya ngga tau apa mereka bisa nerima saya yang begini atau engga. Trus gimana kalau nanti saya di bully? Hehehe, pokoknya banyak pikiran yang aneh-aneh. Kebanyakan nonton sinetron Indonesia tentang buli.

Alhamdulillahnya semua itu ternyata tak pernah terjadi. Meski awalnya kita berasa kagok karena bahasa, kebiasaan, tapi kita bisa saling menghormati perbedaan masing-masing. Dan kini kita semua berteman baik.
Setidaknya ada dua hal menarik yang kalau saya inget suka senyum-senyum sendiri.

Pertama adalah soal sholat. Saya bawa mukena kesini dan ternyata mukena itu ngga umum di beberapa negara lho. Temen sekamar saya yang turki aja melihat mukena dengan takjub dan terheran-heran. Apa itu? Setiap orang Indonesia pake itu kalau sholat? Terus mukena di Indonesia kan ngga cuma putih ya, ada yang warna-warni, motif bunga-bunga, pokoknya lucu-lucu. Kebetulan saya bawa mukena warna orange dengan bahan parasut yang ringan. Selama ini saya sholat ya aman-aman aja, kan Nesibe (temen sekamar) sama-sama muslim.
Nah, suatu ketika saya sholat ashar di kamar, Nesibe mau masak. Terbukalah pintu kamar. Kebetulan saat itu salah seorang temen Polandia saya lewat depan kamar. Arah kiblat itu membelakangi pintu, jadi saya terlihat membelakangi dengan seluruh tubuh tertutup mukena orange. Mungkin baru pertama kali dia lihat orang sholat plus pake mukena lagi. Dia pun melongo, apa itu?
Saya yang lagi sholat juga jadi ngga konsen. Dia penasaran kayaknya, soalnya dia manggil-manggil dari belakang.
“Hi Fitria. Hmm Fitria? Fitria? How are you?” ujarnya
Glek, saya sholat tambah ngga konsen. Alhamdulillahnya nesibe masuk dari dapur dan dia langsung menjelaskan padanya.
“Oww, she cannot answer you. She is praying now” Nesibe kemudian menjelaskan apa itu sholat, bagaimana gerakkannya, sehari kita sholat lima kali, dsb.
Selesai sholat dan berdoa, dia kembali menyapa saya. Kali ini saya bisa menyapa balik. Kami pun tertawa.

Kedua adalah masalah makanan. Bahasa Poland itu susaaaah banget. Bahkan ada lelucon, life is too short to learn Polish Language. Jadi untuk masalah masakanan, saya cari aman. Telur, susu, ayam, keju, roti, buah-buahan dan sayuran jadi menu andalan.
Suatu hari saya bosen, berbekal bahasa seadanya saya coba-coba beli ayam katsu dan beberapa cake. Pulang dari market langsung buka google translate, diterjemahin satu-satu. Hmm.. ini oke… ini ngga masalah. Dan kemudian, saya menemukan kode E472e di ayam katsu. Tepok jidat, ngga teliti saya.
Saya sudah pernah browsing tentang kode apa saja yang tidak boleh digunakan. Dan kode E472e itu termasuk yang subhat, dia ada kemungkinan dari tumbuhan atau hewan. Begitu keterangannya. Disini ngga ada keterangan apa-apa. Artinya? Ya jangan dimakan.
Awalnya saya bingung, ini bagusnya diapain ya. Dibuang sayang, soalnya lumayan mahal. Hiks.. Ceroboh… Akhirnya saya ketuk pintu kamar sebelah.
Setelah dimulai oleh pendahuluan dan latar belakang, saya masuk ke inti permasalahan.
“Kamu keberatan ngga kalau saya ngasih ini?” ujar saya
“Oh sini ngga apa-apa, uangnya kuganti ya. Kamu beli ini berapa?” tanyanya
Saya menolak tawaran dia. Kemudian dia bertanya apa yang bisa dimakan oleh seorang muslim, saya pun menjawabnya.
Alhamdulillah, problem solved, batin saya.
Besok paginya, perut keroncongan. Saya membuka kulkas dan surprise! Disana sudah ada filet dada ayam dan surat di atasnya:
To FITRIA
Ini cuma ayam. Kamu boleh mengolahnya sesukamu.
Saya terharu. So sweet.

Tulisan ini penting ngga sih? Hehehe.. Maaf ya kalau ngga penting, saya nulis untuk merefresh pikiran. Sekarang kembali lagi ke buku :)  

<photo id="1" />

Tidak ada komentar:

Posting Komentar